Posted by : Asmar Tahirman Kamis, 21 April 2016

Saya seorang lelaki yang mendambakan pertemanan yang serius bagaikan cermin dan orang yang bercermin dibalik pintu yang orang lebih kenal denga sebutan cinta . aku dan dia adalah teman dibalik pintu itu. Awalnya aku memang tidak memiliki perasaan terhadapnya akan tetapi karena selalu bersama dibalik pintu akhirnya perasaan sayang itupun timbul. Tapi aku tidak mengatakan kepadanya. Semenjak aku memiliki perasaan kepadanya Hari-hariku dibalik pintu mulai berwarna. Kehidupanku berubah dan aku selalu semangat untuk kuliah. Disetiap materi kuliah aku selalu memiliki candaan untuk membuatnya tertawa karena senyumannya membuat diriku seakan bergetar dan memiliki kekuatan super untuk menaklukkan segala hal. Tapi seketika hariku menjadi suram seakan langit biru yang tadinya indah berubah menjadi langit hitam yang sama sekali tak memiliki cahaya dibaliknya. Pintu yang kemarin membuatku selalu ingin berada dibaliknya kini membuatku berhenti didepannya dan berpikir ulang ketika ingin memasukinya. Pintu yang kemarin menjadi pintu berisikan cinta, berisikan cahaya yang milikku sepenuhnya. Kini menjadi pintu yang dibaliknya berisikan jurang yang tidak ada seorangpun yang dapat menolongku. Dia yang dulu bisa menjadi penyemangatku, peri penolongku sekarang seakan menjadi malaikat yang sama sekali tidak menengokku. Dudukku dibangku sekarang hanya terpaku dan terdiam. Tidak berani menengokknya ataupun menyapanya. Kepalaku hanya tertunduk mengabaikan teman-temanku yang lainnya. Dibalik pintu yang dulu serasa milik kami berdua kini hanya menjadi ruangan yang ukurannya sempit tetapi terasa bagaikan lapangan sepakbola dimana aku berada disisi utara dan dia disisi selatan. Aku tak mempermasalahkan rasa sayangku yang muncul kepadanya. Tapi kenapa kau memilih dia daripada aku. Apakah rasa itu hanya aku yang punya. Ataukah kamu membohongi dirimu untuk berlain hati dariku. Seseorang pernah berkata kepadaku jangan membuat seseorang jatuh cinta kepadamu jika kamu tidak membalasnya karena itu adalah perbuatan yang tidak baik. tapi kali ini bukan aku yang membuat dia jatuh cita kepadaku tapi dialah yang membuat aku terjatuh dan tidak membantuku untuk bangkit. Aku sama sekali tidak memiliki opini apakah dia bersalah membuatku punya perasaan terhadapnya dan kemudian meninggalkanku . Cuman itu pertanyaankuu kenapa kau memilih dia daripada aku. Padahal aku ada dibalik pintu itu bersamamu sedangkan dia berada dibalik pintu yang lain. Tapi yang sekarang aku tau dibalik pintu itu memang berisikan padang bunga-bunga, kupu-kupu dan diwarnai oleh pelangi yang indah dan berisikan lautan hampa yang siap memangsa manusia yang kehilangan seseorang. Dibalik pintu itu kejam tapi aku senang pernah berharap keindahan musim semi didalam dan yang terpenting aku pernah berada dibalik pintu.

Leave a Reply

Terimah Kasih :). balik lagi yaah dipostinganku yg lain :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Hidup Mesti Merasa Hidup - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -